Kisah terbaik adalah kisah-kisah Al-Qur'an yang
diturunkan dari Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. "Kami menceritakan kepadamu kisah yang
paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini
kepadamu." (QS. Yusuf: 3). Dan kisah-kisah dari hadis
nabawi berada setelah urutan kisah-kisah Al-Qur'an.
Banyak orang yang terbiasa membaca kisah hanya untuk
hiburan dan kenikmatan sesaat, karena mereka hanya
mengetahui bahwa mayoritas kisah-kisah bukanlah wujud
dari realita, semata-mata karangan dan imajinasi. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya kisah yang tidak mungkin
terjadi, seperti kisah khayalan peristiwa-peristiwa dan
kejadian-kejadiannya. Kisah-kisah rakyat yang
diceritakan dari orang-orang terdahulu, khususnya
orang-orang Romawi dan Persia, termasuk di dalam kisah
model ini, sering disebut dengan kisah takhayul.
Termasuk dalam hal ini juga adalah kisah seribu satu
malam. Di kalangan orang-orang Arab ada kisah Antarah
dan kisah Abu Zaid Al-Hilali. Kisah seperti ini masih
mempunyai keberadaan yang kuat pada masa kini.
Penulis saat ini telah menemukan apa yang dinamakan
dengan khayalan ilmiah, si penulis membayangkan
sesuatu yang bisa dicapai oleh manusia pada masa yang
akan datang dan memaparkan keadaan manusia pada
waktu itu.
Kisah-kisah di dalam Al-Qur'an dan hadis yang shalih,
semuanya adalah kebenaran dan kejujuran. Ia
menceritakan peristiwa yang terjadi tanpa dikurangi dan
ditambahi. "Kami ceritakan kisah mereka kepadamu
dengan sebenarnya." (QS. Al-Kahfi: 13). "Sesungguhnya
ini adalah kisah yang benar." (QS. Ali Imran: 62). Kisah
bukanlah suatu kebenaran kecuali jika ia disampaikan
oleh penyampai tanpa tambahan di dalamnya, dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala tersucikan dari dusta. Maka, tidak
mungkin Dia menceritakan kisah yang tidak terjadi. Allah
Maha Mengetahui, Maha Mendengar dan Maha Melihat.
Dia menyaksikan dan melihat. Oleh karena itu, ketika
Dia menyampaikan kisah kepada kita, maka Dia
menyampaikan dengan ilmu sebagai Dzat yang
menyaksikan dan melihat. "Maka sesungguhnya akan
Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah
mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan
mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka)."
(QS. Al-A'raf: 7)
Jikalau manusia meyakini bahwa kisah-kisah Al-Qur'an
yang disampaikan kepada mereka dan kisah-kisah dari
hadis Rasul yang sampai kepada mereka, semuanya
adalah benar dan jujur, maka ia akan mempunyai
pengaruh besar dalam meluruskan jiwa mereka. Ia bisa
mengatur tabiat mereka dengan mengambil nasihat-
nasihat dan pelajaran-pelajaran dari kisah-kisah
tersebut.
Allah telah memerintahkan Rasul-Nya agar
menyampaikan kisah-kisah yang diketahuinya kepada
manusia, agar mereka merenungkan keadaan orang-
orang yang telah berlalu, lalu mereka mengukur diri
dengan mereka dan mengambil pelajaran untuk diri
mereka. Jika mereka adalah orang-orang dzalim, maka
mereka menjauhi jalan hidup mereka. Dan jika mereka
adalah orang-orang baik, maka mereka harus diteladani.
"Maka ceritakanlah kepada mereka kisah-kisah itu agar
mereka berpikir." (QS. Al-A'raf: 176). "Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran orang-
orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah
berita yang dibuat-buat." (QS. Yusuf: 111)
Para Rasul dan para dai mengambil pelajaran dari kisah
orang-orang terdahulu. Kisah-kisah Al-Qur'an dan hadis
nabawi masih dan selalu menjadi bekal yang menyirami
jiwa dan meneguhkan hati. Sebagaimana firman Allah,
"Dan semua kisah dari Rasul-Rasul Kami ceritakan
kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami
teguhkan hatimu." (QS. Hud: 120). Kehidupan manusia di
muka bumi mempunyai kemiripan dalam kelurusan dan
penyimpangannya. Contoh-contoh kemanusiaan, baik
yang lurus maupun yang serong, adalah contoh-contoh
yang berulang. Oleh karena itu, Al-Qur'anul Karim dan
hadis nabawi, kedua-duanya memberikan kepada kita
berita-berita di mana kita mendapati diri kita di
dalamnya atau mendapati padanya orang-orang di
sekeliling kita. Seolah-olah nash-nash itu di samping
menceritakan kisah fulan juga menyampaikan kepada
kita tentang ujian yang kita rasakan atau kemakmuran
yang kita enyam atau ia menyampaikan kepada kita
tentang pemimpin yang adil yang hidup di antara kita
atau pemimpin yang congkak lagi lalim yang mondar-
mandir sebagai perusak di bumi. Kadang ia
menyampaikan kepada kita tentang kisah kemanusiaan
yang biasa. Bisa jadi yang dibahas adalah seorang petani
yang shalih, atau pedagang yang jujur dan amanah, atau
seorang manusia yang penuh kasih sayang. Contoh ini
bisa kita lihat pada seorang petani kenalan kita atau
pedagang relasi kita atau seorang laki-laki di mana kita
mendapatkan serpihan kasih sayangnya.
Kisah-kisah Al-Qur'an dan hadis menampilkan potret
nyata dan riil yang menggariskan ajaran-ajaran Al-Qur'an
dalam fenomena yang berdenyut seiring hidup itu
sendiri. Dan banyak manusia yang melihat kebenaran
melalui kenyataan riil secara lebih gamblang daripada
melalui pembelajaran-pembelajaran yang ala kadarnya.
Oleh karena itu, seseorang yang lurus kadang-kadang
perilakunya lebih berpengaruh bagi orang lain, daripada
pengaruh ucapannya.
0 komentar:
Posting Komentar