Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

wibiya widget

My Blog List

flag counter

daftar menu

Loading...
Tag this on nabtag

twiter

Recent Comments

google seacrh


  • Web
  • alwafaalmuttaqiin
  • buku tamu

    google translite


    clock

    Voting

    My Ballot Box
    Bagaimana Menurutmu blog ku ni ?







    wibiya widget

    Jumat, 15 Juni 2012

    KEBUTUHAN-KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA


    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang Masalah

    Manusia tercipta di dunia ini terdiri dari dua unsur, yaitu unsur jasmani dan rohani. Oleh karena itu, secara umum kebutuhan hidupnya terbagi dua pula, yaitu kebutuhan yang bersifat jasmani-material atau kebutuhan fisik, dan yang bersifat rohaniah-spiritual.
    Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat jasmaniah-material atau kebutuhan fisik. Adapun kebutuhan-kebutuhan yang bersifat rohaniah-spiritual atau kebutuhan non fisik

    1.2  Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam makalah ini meliputi :
    1.      Apa saja yang menjadi kebutuhan-kebutuhan fisik atu jasmaniah manusia ?
    2.      Apa saja yang menjadi kebutuhan-kebutuhan non fisik manusia ?

    1.3  Tujuan Masalah

    Tujuan masalah dalam penulisan makalah ini meliputi :
    1.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Hadits.
    2.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan fisik manusia.
    3.      Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan non fisik manusia.
    4.      Untuk menjadi bahan pengetahuan .




    BAB II
    PEMBAHASAN
    A.    Kebutuhan Jasmaniah
    1.      Sandang/Pakaian

    Badan/fisik yang dimiliki manusia adalah ciptaan dan milik Allah SWT. Oleh karena itu, ia harus dijaga dan dipelihara kelestariannya dengan cara menjaganya dari sengatan panas matahari, binatang buas, gangguan orang lain, dan sebagainya. Salah satu caranya adalah dengan mengenakan pakaian. Islam telah menganjurkan kepada manusia agar mengenakan pakaian, tidak saja pada saat-saat yang bersangkutan sedang menghadapi Tuhan (shalat), tetapi juga dalam pergaulan sosialserta pada saat yang bersanagkutan berhadapan dengan orang lain.
    Mengenakan pakaian di samping bertujuan untuk melindungi tubuhnya, juga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan dengan cara memelihara dan menghormati pemberian-Nya berupa tubuh. Karenanya pada saat orang mengenakan pakaian disunatkan membaca do’a atau sekurang-kurangnya membaca basmalah. Tentang anjuran berpakaian ini terdapat dalam ayat :
    * ûÓÍ_t6»tƒ tPyŠ#uä (#räè{ ö/ä3tGt^ƒÎ yZÏã Èe@ä. 7Éfó¡tB (#qè=à2ur (#qç/uŽõ°$#ur Ÿwur (#þqèùÎŽô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä tûüÏùÎŽô£ßJø9$# ÇÌÊÈ   {الاعراف 31}
    Artinya :       “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. 7: 31)

    2.      Pangan/Makanan

    Masih dalam hubungannya dengan pemeliharaan fisik manusia, maka dianjurkan pula agar memenuhi kebutuhan hidupnya yang berupa pangan. Makanan tersebut harus yang halal dan baik artinya yang tidak merusak tubuh. Hal ini disyaratkan oleh Allah SWT dalam ayat :
    (#qè=ä. `ÏB ÏM»t6ÍhŠsÛ $tB öNä3»oYø%yu ..... {طه 81}
    Artinya:           “Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu,” (Q.S. 20: 81)

    Makanan dalam islam tidak semata-mata ditujukan untuk menjaga ketahanan fisik, melainkan dengan maknan itu seseorang diharapkan dapat lebih bertahan dalam menjalankan ibadah dan berbagai aktivitas kemanusian dan sosialyang memerlukan ketahan fisik. Selain itu dengan makan seseorang juga dapat merasakan nikmat Allah SWT yang ada dalam makanan itu, yang diharapkan dapat membawa dirinya dekat kepada Allah SWT dan bersyukur. Itulah sebabnya ketika seseorang akan memulai makan sesuatu diharapkan membaca do’a atau sekurang-kurangnya membaca basmalah, dan ketika selesai makan ia harus mengucapakn hamdalah (al hamdulillahi robbil ‘alamien).
    Tanpa disadarkan pandangan yang demikian, maka antara makan yang dilakukan manusia dan binatang sama saja. Yakni makan-minum, hanya sekedar memuaskan nafsu belaka atau menguatkan fisik.demikian pentingnya menjaga tubuh dengan makan itu, maka islam melarang seseorang berpuasa terus menerus siang malam seperti yang dilakukan para petapa.
    Adanya perintah Tuhan kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan pangannya itu baik secara langsung atau tidak, berarti menyuruh manusia agar menciptakan segala sesuatu yang menjadi sumber datangnya makanan tersebut, seperti mengelola tanah untuk bertani, mengolah hasil tanaman menjadi makanan siap dimakan melalui pabrik-pabrik, memerlukan pula alat untuk mengolahnya berupa mesin-mesin teknologi, ilmu pengetahuan dan sebagainya.

    3.      Papan/Tempat Tinggal

    Secara individual maupun social, manusia juga membutuhkan tempat tinggal agar tidak terkena hujan di waktu tidur, tempat istirahat, bertukar pikiran, tempat mengembangkan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Demikian pentingnya tempat tinggal itu, maka setiap anak yang dilahirkan, orang tua wajib menyediakan tempat tinggalnya sesuai dengan kemampuan, dan juga kepada istri yang menjadi tanggungan suaminya. Hal ini misalnya dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Tholaq ayat 6 :
    £`èdqãZÅ3ór& ô`ÏB ß]øym OçGYs3y `ÏiB öNä.Ï÷`ãr ……   {الطلاق : 6}
    Artinya:           “Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu.”  (Q.S. 65: 6)
    Karena perlunya tempat tinggal, maka manusia baik secara langsung atau tidak langsung dianjurkan untuk mengembangkan industri perumahan yang memenuhi prinsip kesehatan, kenyamanan, keindahan, kedamaian, dan sebagainya, sehingga dapat berfungsi sebagai tempat tinggal yang menyenangkan, dan dapat menopang berbagai aktivitas manusia, termasuk dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah SWT, dan dapat pula menjadi tempat untuk mengembangkan keturunan dan pembinaan kader umat di masa yang akan datang.

    B.     Kebutuhan Nonfisik
    1.      Pendidikan

    Pendidikan di sini dimaksudkan sebagai bimbingan, arahan dan tuntutan melalui cara pemberian pengetahuan, keterampilan dan bekal-bekal lainnya yang dapat digunakan untuk menopang kebutuhan hidupnya sebagai makhluk yang berkebudayaan.
    Oleh karena itu, maka perlu diusahakan dan dipersiapkan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan bagi penyelenggaraan pendidikan, seperti tenaga guru yang bermutu tinggi, professional dan berakhlak mulia, bahan pelajaran yang sistematis, tempat penyelenggaraan pendidikan berupa gedung sekolah dan sebagainya, perlatan untuk belajar-mengajar, buku-buku pelajaran, laboratorium, manajemen pengelolaan pendidikan dan sebagainya.

    2.      Kesehatan

    Setiap individu juga selalu mencita-citakan agar hidupnya selalu dalam keadaan sehat. Tujuan ini juga mendapat tempat dan ajaran islam, mengingat berbagai perintah Tuhan seperti ibadah, amalshaleh dan muamalah lainnya, hanya dapat dilakukan dengan sempurna jika dilakukan seseorang dalam keadaan sehat. Sehubungan dengan ini, maka dalam berdo’a seringkali kita meminta agar diberikan kesehatan. Sehubungan dengan itu Islam selalu menganjurkanagar manusiamengupayakan berbagai cara yang menandatangkan kesehatan bagi dirinya, baik dengan cara preventif (pencegahan), maupun kuratif (pengobatan). Yang sifatnya preventif misalnya kita tidak melakukan hal-hal yang di luar kemampuan diri kita, tidak memakan  dan minum yang kotor dan beracun, beristirahat atau tidak memforsir diri, sekalipun untuk ibadah, menaga kebersihan lingkungan, termasuk air, udara dan tempat tinggal. Apabila ia menderita sakit, ia tidak boleh membiarkan diri begitu saja, melainkan harus segera diobati agar kembali sehat. Firman Allah SWT :
    Ÿwur (#qà)ù=è? ö/ä3ƒÏ÷ƒr'Î/ n<Î) Ïps3è=ök­J9$# ¡ (#þqãZÅ¡ômr&ur ¡ ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÏZÅ¡ósßJø9$#{البقرة: 195} 
    Artinya:           “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. 2: 195)

    Kita juga dianjurkan agar berobat :
    تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَمْ يَضَعْ دَاءً اِلاَّ وَضَعَ لَهُ دَوَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ اِلاَّ الْهَرَمُ. {رواه احمد}
    Artinya:           “Berobatlah kamu, karena tidak ada suatu penyakit yang dijadikan Allah kecuali ada obatnya, selain satu penyakit, yaitu pikun.” (Diriwayatkan oleh Ahmad)

    Demikian pentingnya kesehatan, maka membangun sarana dan prasarana kesehatan merupakan tugas manusia termasuk pula dalam pengabdian kepada Allah SWT. Seperti mendirikan rumah sakit, mendidik tenaga dokter dan para medis, industry obat-obatan, alat-alat penanggulangan penyakit, dan lain sebagainya.

    3.      Keamanan

    Manusia juga selalu mencitra-citakan agar hidupnya selalu dalam keadaan aman,di mana dengan tenang ia dapat melakukan berbagai kegiatan tanpa gangguan. Tentang pentingnya keamanan ini, Islam telah memberikan perhatian yang cukup besar, yaitu dengan cara memberantas perbuatan keji dan munkar yang ada di sekeliling yang dapat mengganggu ketenangan dan keamanan, disamping juga menganjurkan agar menjauhkan hal-hal yang mencelakakan orang lain, sekaligus mengambil tindakan yang tegas kepada orang-orang yang mengganggu keamanan seperti pencurian, penodongan, pemerkosaan, pembunuuhan, dan lain sebagainya. Dengan cara menjauhkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan itu. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits :
    مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ َفبلِِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ, وَذَالِكَ اَضْعَفُ اْلاِيْمَانِ . {رواه مسلم}
    Artinya:           “Barang siapa yang melihat kemunkaran, hendaknya diatasi dengan tangannya. Jika tidak sanggup maka dengan lisannya, dan jika tidak sanggup maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah iman yang paling lemah.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)

    4.      Pekerjaan

    Setiap manusia juga mempunyai keinginan untuk memperoleh pekerjaan. Bekerja bagi manusia bukan semata-mata untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya (mendapatkan uang, dan sebgainya), tetapi juga untuk memperoleh status dan harga diri di hadpan orang lain. Dengan bekerja seseorang merasaaa memiliki makna dalam kehidupannya, sebaliknya tanpa bekerja manusia tidak merasakan arti dari kehidupan. Oleh karena itu, maka diperlukan sarana dan prasarana yang meopang kebutuhan manusia dalam bidang pekerjaan. Untuk itu kegiatan pembangunan yang meilbatkan tenaga kerja yang banyak (padat karya), seperti pembangunan di bidang perindustrian, pertanian, pertambangan, dan lain sebagainya, perlu dilakukkan.
    Selanjutnya agar manusia dapat bekerja secara baik, dan professional, maka terlebih dahulu harus dibekali pendidikan dan keterampilan, dan untuk ini memerlukan pelatih, pengarah, dan lain-lain. Karena itu perlu menyiapkan tenaga-tenaga pelatih, sarana dan prasarana, tempat latihan dan lain-lainnya.

    5.      Teman Bergaul

    Manusia juga memerlukan hidup berdampingan dengan orang lain, karena dengan cara itulah ia dapat menyalurkan rasa rindunya, dapat mengemukakan isi hatinya, keinginannya dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan ini secara lebih intensif maka ia dianjurkan agar hidup berpasangan dengan jenisnya, yaitu berumah tangga. Firman Allah SWT :
    ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøŠs9Î) Ÿ@yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨Šuq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºsŒ ;M»tƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbr㍩3xÿtGtƒ ÇËÊÈ  
    Artinya:           “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. 30 : 21)

    Dalam ayat tersebut, dijelaskan  bahwa tujuan hidup berkeluarga untuk mendapatkan ketenganan (sakinah) dianjurkan dalam ajaran Islam. Ketenangan ini dicapai dengan jalan saling menyangi, bantu-membantu, saling mengisi kekurangan, dan lain sebagainya.
    Dari uraian tentang kebutuhan-kebutuhan hidup manusia tersebut di atas. Jelaslah  bahwa segala yang merupakan kebutuhan tersebut tidak mungkin tercapai tanpa berhubungan dengan orang lain. Untuk itu fungsi berhungan dengan sesama manusia menjadi amat penting, bahkan mutlak adanya.











    BAB III
    KESIMPULAN
               
                Secara umum kebutuhan manusia terbagi menjadi dua, yaitu kebutuhan material atau kebutuhan fisik dan kebutuhan non fisik.
                Kebutuhan fisik meliputi :
    -          Sandang/Pakaian : Badan/fisik yang dimiliki manusia adalah ciptaan dan milik Allah SWT. Oleh karena itu, ia harus dijaga dan dipelihara kelestariannya Salah satu caranya adalah dengan mengenakan pakaian. Anjuran berpakai menurut islam ada dalam surat Al-A’rof ayat 31.
    -          Pangan/Makanan : makanan itu tidak hanya harus sehat, teapi haruslah halal dan baik bagi tubuh. Dengan makanan tersebut diharapakan dapat lebih bertahan dalam menjalankan ibadah dan berbagai aktivitas kemanusian dan sosialyang memerlukan ketahanan fisik.
    -          Papan/Tempat tinggal : manusia memerlukan tempat tinggal untuk tempat bernaung, beristirahat dan lain sebagainya.
    Adapun kebutuhan-kebutuhan non fisik meliputi :
    -          Pendidikan : maksudnya adalah bimbingan, arahan dan tuntutan melalui cara pemberian pengetahuan, keterampilan dan bekal-bekal lainnya yang dapat digunakan untuk menopang kebutuhan hidupnya sebagai makhluk yang berkebudayaan.
    -          Kesehatan : mengingat berbagai perintah Tuhan seperti ibadah, amalshaleh dan muamalah lainnya, hanya dapat dilakukan dengan sempurna jika dilakukan seseorang dalam keadaan sehat. Apabila sakit maka harus diobati seperti dalam surat Al-Baqoroh ayat 195.
    -          Keamanan : dalam masalah keamanan ini, islam telah memberikan perhatian yang cukup besar, seperti memberantas kemunkaran. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim di atas. Dimana dengan diberantasnya kemunkaran akan terciptanya keamanan dan ketenangan.
    -          Pekerjaan : dengan bekerja, seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, dan  dengan bekerja juga manusia dapat memperoleh status dan harga diri di hadapan orang lain. Maka terlebih dahulu harus dibekali dengan pendidikan dan keterampilan.
    -          Teman bergaul : manusia tidak bias hidup sendiri karena merupakan makhluk social, oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk menemaninya, seperti untuk hidup berkeluarga. Perintahnya untuk hidup berkeluarga ada dalam surat ar-Rum ayat 21.

























    DAFTAR PUSTAKA

    ·         Ali, Hasan, Drs. H. M, Nata, Abudin, M.A, Drs. H. Materi Pokok Agama Islam, Direktoral Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama Jakarta, cet. Ketujuh, 1998/1999
    ·         Muhammad, Abdulkadir. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: Citra Aditya Bakti.
    ·         Al-Qur’anul dan Terjemah



    0 komentar:

    Posting Komentar