BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Manusia
tercipta di dunia ini terdiri dari dua unsur, yaitu unsur jasmani dan rohani.
Oleh karena itu, secara umum kebutuhan hidupnya terbagi dua pula, yaitu
kebutuhan yang bersifat jasmani-material atau kebutuhan fisik, dan yang
bersifat rohaniah-spiritual.
Kebutuhan-kebutuhan
yang bersifat jasmaniah-material atau kebutuhan fisik. Adapun
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat rohaniah-spiritual atau kebutuhan non fisik
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
dalam makalah ini meliputi :
1.
Apa
saja yang menjadi kebutuhan-kebutuhan fisik atu jasmaniah manusia ?
2.
Apa
saja yang menjadi kebutuhan-kebutuhan non fisik manusia ?
1.3
Tujuan
Masalah
Tujuan masalah
dalam penulisan makalah ini meliputi :
1.
Untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Hadits.
2.
Untuk
mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan fisik manusia.
3.
Untuk
mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan non fisik manusia.
4.
Untuk
menjadi bahan pengetahuan .
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kebutuhan
Jasmaniah
1.
Sandang/Pakaian
Badan/fisik
yang dimiliki manusia adalah ciptaan dan milik Allah SWT. Oleh karena itu, ia
harus dijaga dan dipelihara kelestariannya dengan cara menjaganya dari sengatan
panas matahari, binatang buas, gangguan orang lain, dan sebagainya. Salah satu
caranya adalah dengan mengenakan pakaian. Islam telah menganjurkan kepada
manusia agar mengenakan pakaian, tidak saja pada saat-saat yang bersangkutan
sedang menghadapi Tuhan (shalat), tetapi juga dalam pergaulan sosialserta pada
saat yang bersanagkutan berhadapan dengan orang lain.
Mengenakan
pakaian di samping bertujuan untuk melindungi tubuhnya, juga sebagai wujud rasa
syukur kepada Tuhan dengan cara memelihara dan menghormati pemberian-Nya berupa
tubuh. Karenanya pada saat orang mengenakan pakaian disunatkan membaca do’a
atau sekurang-kurangnya membaca basmalah. Tentang anjuran berpakaian ini terdapat
dalam ayat :
* ûÓÍ_t6»t tPy#uä (#räè{ ö/ä3tGt^Î yZÏã Èe@ä. 7Éfó¡tB (#qè=à2ur (#qç/uõ°$#ur wur (#þqèùÎô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) w =Ïtä tûüÏùÎô£ßJø9$# ÇÌÊÈ {الاعراف 31}
Artinya : “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap
(memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. 7:
31)
2.
Pangan/Makanan
Masih dalam hubungannya dengan pemeliharaan fisik manusia, maka
dianjurkan pula agar memenuhi kebutuhan hidupnya yang berupa pangan. Makanan
tersebut harus yang halal dan baik artinya yang tidak merusak tubuh. Hal ini
disyaratkan oleh Allah SWT dalam ayat :
(#qè=ä. `ÏB ÏM»t6ÍhsÛ $tB öNä3»oYø%yu .....
{طه 81}
Artinya: “Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami
berikan kepadamu,” (Q.S. 20: 81)
Makanan
dalam islam tidak semata-mata ditujukan untuk menjaga ketahanan fisik,
melainkan dengan maknan itu seseorang diharapkan dapat lebih bertahan dalam
menjalankan ibadah dan berbagai aktivitas kemanusian dan sosialyang memerlukan
ketahan fisik. Selain itu dengan makan seseorang juga dapat merasakan nikmat
Allah SWT yang ada dalam makanan itu, yang diharapkan dapat membawa dirinya
dekat kepada Allah SWT dan bersyukur. Itulah sebabnya ketika seseorang akan
memulai makan sesuatu diharapkan membaca do’a atau sekurang-kurangnya membaca
basmalah, dan ketika selesai makan ia harus mengucapakn hamdalah (al
hamdulillahi robbil ‘alamien).
Tanpa
disadarkan pandangan yang demikian, maka antara makan yang dilakukan manusia
dan binatang sama saja. Yakni makan-minum, hanya sekedar memuaskan nafsu belaka
atau menguatkan fisik.demikian pentingnya menjaga tubuh dengan makan itu, maka
islam melarang seseorang berpuasa terus menerus siang malam seperti yang
dilakukan para petapa.
Adanya
perintah Tuhan kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan pangannya itu baik
secara langsung atau tidak, berarti menyuruh manusia agar menciptakan segala
sesuatu yang menjadi sumber datangnya makanan tersebut, seperti mengelola tanah
untuk bertani, mengolah hasil tanaman menjadi makanan siap dimakan melalui
pabrik-pabrik, memerlukan pula alat untuk mengolahnya berupa mesin-mesin
teknologi, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
3.
Papan/Tempat
Tinggal
Secara
individual maupun social, manusia juga membutuhkan tempat tinggal agar tidak
terkena hujan di waktu tidur, tempat istirahat, bertukar pikiran, tempat
mengembangkan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Demikian pentingnya tempat
tinggal itu, maka setiap anak yang dilahirkan, orang tua wajib menyediakan
tempat tinggalnya sesuai dengan kemampuan, dan juga kepada istri yang menjadi
tanggungan suaminya. Hal ini misalnya dijelaskan dalam Al-Qur’an surat
At-Tholaq ayat 6 :
£`èdqãZÅ3ór& ô`ÏB ß]øym OçGYs3y `ÏiB öNä.Ï÷`ãr …… {الطلاق
: 6}
Artinya: “Tempatkanlah mereka (para isteri) di
mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu.” (Q.S. 65: 6)
Karena perlunya tempat tinggal, maka manusia baik secara langsung
atau tidak langsung dianjurkan untuk mengembangkan industri perumahan yang
memenuhi prinsip kesehatan, kenyamanan, keindahan, kedamaian, dan sebagainya,
sehingga dapat berfungsi sebagai tempat tinggal yang menyenangkan, dan dapat
menopang berbagai aktivitas manusia, termasuk dalam melaksanakan kewajiban
beribadah kepada Allah SWT, dan dapat pula menjadi tempat untuk mengembangkan
keturunan dan pembinaan kader umat di masa yang akan datang.
B.
Kebutuhan
Nonfisik
1.
Pendidikan
Pendidikan
di sini dimaksudkan sebagai bimbingan, arahan dan tuntutan melalui cara
pemberian pengetahuan, keterampilan dan bekal-bekal lainnya yang dapat
digunakan untuk menopang kebutuhan hidupnya sebagai makhluk yang berkebudayaan.
Oleh
karena itu, maka perlu diusahakan dan dipersiapkan berbagai sarana dan
prasarana yang diperlukan bagi penyelenggaraan pendidikan, seperti tenaga guru
yang bermutu tinggi, professional dan berakhlak mulia, bahan pelajaran yang
sistematis, tempat penyelenggaraan pendidikan berupa gedung sekolah dan
sebagainya, perlatan untuk belajar-mengajar, buku-buku pelajaran, laboratorium,
manajemen pengelolaan pendidikan dan sebagainya.
2.
Kesehatan
Setiap
individu juga selalu mencita-citakan agar hidupnya selalu dalam keadaan sehat.
Tujuan ini juga mendapat tempat dan ajaran islam, mengingat berbagai perintah
Tuhan seperti ibadah, amalshaleh dan muamalah lainnya, hanya dapat dilakukan
dengan sempurna jika dilakukan seseorang dalam keadaan sehat. Sehubungan dengan
ini, maka dalam berdo’a seringkali kita meminta agar diberikan kesehatan.
Sehubungan dengan itu Islam selalu menganjurkanagar manusiamengupayakan
berbagai cara yang menandatangkan kesehatan bagi dirinya, baik dengan cara
preventif (pencegahan), maupun kuratif (pengobatan). Yang sifatnya preventif
misalnya kita tidak melakukan hal-hal yang di luar kemampuan diri kita, tidak
memakan dan minum yang kotor dan
beracun, beristirahat atau tidak memforsir diri, sekalipun untuk ibadah, menaga
kebersihan lingkungan, termasuk air, udara dan tempat tinggal. Apabila ia
menderita sakit, ia tidak boleh membiarkan diri begitu saja, melainkan harus
segera diobati agar kembali sehat. Firman Allah SWT :
… wur (#qà)ù=è? ö/ä3Ï÷r'Î/ n<Î) Ïps3è=ökJ9$# ¡ (#þqãZÅ¡ômr&ur ¡ ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tûüÏZÅ¡ósßJø9$#{البقرة: 195}
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di
jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,
dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.” (Q.S. 2: 195)
Kita juga dianjurkan agar berobat :
تَدَاوَوْا فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى لَمْ يَضَعْ
دَاءً اِلاَّ وَضَعَ لَهُ دَوَاءً غَيْرَ دَاءٍ وَاحِدٍ اِلاَّ الْهَرَمُ. {رواه
احمد}
Artinya: “Berobatlah kamu, karena tidak ada suatu penyakit yang
dijadikan Allah kecuali ada obatnya, selain satu penyakit, yaitu pikun.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad)
Demikian
pentingnya kesehatan, maka membangun sarana dan prasarana kesehatan merupakan
tugas manusia termasuk pula dalam pengabdian kepada Allah SWT. Seperti
mendirikan rumah sakit, mendidik tenaga dokter dan para medis, industry
obat-obatan, alat-alat penanggulangan penyakit, dan lain sebagainya.
3.
Keamanan
Manusia
juga selalu mencitra-citakan agar hidupnya selalu dalam keadaan aman,di mana
dengan tenang ia dapat melakukan berbagai kegiatan tanpa gangguan. Tentang
pentingnya keamanan ini, Islam telah memberikan perhatian yang cukup besar,
yaitu dengan cara memberantas perbuatan keji dan munkar yang ada di sekeliling
yang dapat mengganggu ketenangan dan keamanan, disamping juga menganjurkan agar
menjauhkan hal-hal yang mencelakakan orang lain, sekaligus mengambil tindakan
yang tegas kepada orang-orang yang mengganggu keamanan seperti pencurian,
penodongan, pemerkosaan, pembunuuhan, dan lain sebagainya. Dengan cara
menjauhkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan itu. Sebagaimana dijelaskan
dalam sebuah hadits :
مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ َفبلِِسَانِهِ
فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ,
وَذَالِكَ اَضْعَفُ اْلاِيْمَانِ . {رواه مسلم}
Artinya: “Barang siapa yang melihat kemunkaran, hendaknya diatasi
dengan tangannya. Jika tidak sanggup maka dengan lisannya, dan jika tidak
sanggup maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah iman yang paling
lemah.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
4.
Pekerjaan
Setiap
manusia juga mempunyai keinginan untuk memperoleh pekerjaan. Bekerja bagi
manusia bukan semata-mata untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya (mendapatkan
uang, dan sebgainya), tetapi juga untuk memperoleh status dan harga diri di
hadpan orang lain. Dengan bekerja seseorang merasaaa memiliki makna dalam
kehidupannya, sebaliknya tanpa bekerja manusia tidak merasakan arti dari
kehidupan. Oleh karena itu, maka diperlukan sarana dan prasarana yang meopang
kebutuhan manusia dalam bidang pekerjaan. Untuk itu kegiatan pembangunan yang
meilbatkan tenaga kerja yang banyak (padat karya), seperti pembangunan di
bidang perindustrian, pertanian, pertambangan, dan lain sebagainya, perlu
dilakukkan.
Selanjutnya
agar manusia dapat bekerja secara baik, dan professional, maka terlebih dahulu
harus dibekali pendidikan dan keterampilan, dan untuk ini memerlukan pelatih,
pengarah, dan lain-lain. Karena itu perlu menyiapkan tenaga-tenaga pelatih,
sarana dan prasarana, tempat latihan dan lain-lainnya.
5.
Teman
Bergaul
Manusia
juga memerlukan hidup berdampingan dengan orang lain, karena dengan cara itulah
ia dapat menyalurkan rasa rindunya, dapat mengemukakan isi hatinya,
keinginannya dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan ini secara lebih intensif
maka ia dianjurkan agar hidup berpasangan dengan jenisnya, yaitu berumah
tangga. Firman Allah SWT :
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøs9Î) @yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨uq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇËÊÈ
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. 30 : 21)
Dalam ayat tersebut, dijelaskan bahwa tujuan hidup berkeluarga untuk
mendapatkan ketenganan (sakinah) dianjurkan dalam ajaran Islam. Ketenangan ini
dicapai dengan jalan saling menyangi, bantu-membantu, saling mengisi
kekurangan, dan lain sebagainya.
Dari uraian tentang kebutuhan-kebutuhan hidup manusia tersebut di
atas. Jelaslah bahwa segala yang
merupakan kebutuhan tersebut tidak mungkin tercapai tanpa berhubungan dengan
orang lain. Untuk itu fungsi berhungan dengan sesama manusia menjadi amat
penting, bahkan mutlak adanya.
BAB
III
KESIMPULAN
Secara umum kebutuhan manusia
terbagi menjadi dua, yaitu kebutuhan material atau kebutuhan fisik dan
kebutuhan non fisik.
Kebutuhan fisik meliputi :
-
Sandang/Pakaian
: Badan/fisik yang dimiliki manusia adalah ciptaan dan milik Allah SWT. Oleh
karena itu, ia harus dijaga dan dipelihara kelestariannya Salah satu caranya
adalah dengan mengenakan pakaian. Anjuran berpakai menurut islam ada dalam
surat Al-A’rof ayat 31.
-
Pangan/Makanan : makanan itu tidak hanya harus sehat, teapi
haruslah halal dan baik bagi tubuh. Dengan makanan tersebut diharapakan dapat lebih bertahan dalam menjalankan ibadah dan berbagai
aktivitas kemanusian dan sosialyang memerlukan ketahanan fisik.
-
Papan/Tempat
tinggal : manusia memerlukan tempat tinggal untuk tempat bernaung, beristirahat
dan lain sebagainya.
Adapun
kebutuhan-kebutuhan non fisik meliputi :
-
Pendidikan
: maksudnya adalah bimbingan, arahan dan tuntutan melalui cara pemberian
pengetahuan, keterampilan dan bekal-bekal lainnya yang dapat digunakan untuk
menopang kebutuhan hidupnya sebagai makhluk yang berkebudayaan.
-
Kesehatan
: mengingat berbagai perintah Tuhan seperti ibadah, amalshaleh dan muamalah
lainnya, hanya dapat dilakukan dengan sempurna jika dilakukan seseorang dalam
keadaan sehat. Apabila sakit maka harus diobati seperti dalam surat Al-Baqoroh
ayat 195.
-
Keamanan
: dalam masalah keamanan ini, islam telah memberikan perhatian yang cukup
besar, seperti memberantas kemunkaran. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan
oleh imam Muslim di atas. Dimana dengan diberantasnya kemunkaran akan
terciptanya keamanan dan ketenangan.
-
Pekerjaan
: dengan bekerja, seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, dan dengan bekerja juga manusia dapat memperoleh
status dan harga diri di hadapan orang lain. Maka terlebih dahulu harus
dibekali dengan pendidikan dan keterampilan.
-
Teman
bergaul : manusia tidak bias hidup sendiri karena merupakan makhluk social,
oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk menemaninya, seperti untuk hidup
berkeluarga. Perintahnya untuk hidup berkeluarga ada dalam surat ar-Rum ayat
21.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Ali,
Hasan, Drs. H. M, Nata, Abudin, M.A, Drs. H. Materi Pokok Agama Islam,
Direktoral Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama Jakarta,
cet. Ketujuh, 1998/1999
·
Muhammad, Abdulkadir. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
·
Al-Qur’anul dan Terjemah
0 komentar:
Posting Komentar