PENGANTAR
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam melewati bekas
kampung-kampung Tsamud yang dibinasakan oleh Allah
ketika mereka menyembelih unta. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Salam dan para sahabat berdiri di sumur yang
dahulu didatangi oleh unta tersebut. Dan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyampaikan kepada
mereka berita tentang tempat itu. Beliau mengetahuinya
dengan pasti. Dari sanalah unta itu datang dan ia pun
kembali dari jalan itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Salam memperingatkan mereka agar tidak berlaku
seperti perilaku kaum Nabi Shalih. Mereka meminta ayat
(mukjizat), lalu Allah mengeluarkan kepada mereka
mukjizat besar, yaitu unta. Mereka mendustakan dan
menyembelihnya, maka Allah membinasakan mereka dan
menurunkan adzab dan balasan-Nya.
NASH HADIS
Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya dari
Jabir. Ia berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa Salam melewati Hijr, beliau bersabda, 'Janganlah
kalian meminta datangnya ayat-ayat (mukjizat). Kaum
Shalih telah memintanya, maka ia (unta) datang dari
jalan ini dan pergi dari jalan ini. Lalu mereka melanggar
perkara Tuhan mereka dan menyembelihnya. Unta itu
minum air mereka satu hari dan mereka minum air
susunya satu hari, lalu mereka menyembelihnya. Maka
mereka ditimpa oleh suara yang keras. Allah
membinasakan semua yang ada di kolong langit dari
mereka, kecuali satu orang yang berada di Haram'."
Mereka bertanya, "Siapa dia, ya Rasulullah?" Beliau
menjawab, "Dia adalah Abu Righal. Ketika dia keluar dari
Haram, dia tertimpa seperti yang menimpa kaumnya."
TAKHRIJ HADIS
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-
nya, 3/296. Ibnu Katsir setelah menyebutkannya
berkata, "Hadis ini di atas syarat Muslim, dan ia tidak
tertulis di salah satu dari enam kitab (Kutubus Sttah)."
Al-Bidayah wan Nihayah, 1/137.
Al-Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Bazzar dan
Thabrani dalam Ausath. Lafazhnya ada di dalam surat
Hud. Dan Ahmad meriwayatkan hadis senada. Rawi-rawi
Ahmad adalah rawi-rawi hadis shahih." Majmauz Zawaid,
6/194.
PENJELASAN HADIS
Allah Tabaraka wa Taala menceritakan kepada kita kisah
Nabiyullah Shalih ‘Alayhi Salam dengan kaumnya,
Tsamud. Kisah ini berisi peristiwa dan kejadian yang
jelas lagi terperinci. Kisah ini tidak disinggung di Taurat,
dan ahli kitab tidak mengetahui berita tentang Tsamud
(kaum Nabi Shalih) dan 'Ad (kaum Nabi Hud). Padahal Al-
Qur'an menyampaikan kepada kita bahwa Musa
menyebutkan dua umat ini kepada kaumnya "Dan Musa
berkata, 'Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka
bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum
kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan orang-orang
sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka
selain Allah. Telah datang Rasul-Rasul kepada mereka
(membawa) bukti-bukti yang nyata, lalu mereka
menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian)
dan berkata, 'Sesungguhnya kami mengingkari apa yang
kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan
sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan
yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami
kepadanya'." (QS. Ibrahim: 8-9)
Seorang mukmin dari keluarga Fir'aun berkata, "Dan
orang yang beriman itu berkata, 'Hai kaumku,
sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa
(bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang
bersekutu. (Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, 'Ad,
Tsamud." (QS. Ghafir: 30-31)
Buku-buku sunnah memberitakan kepada kita bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam melewati
kampung Tsamud yang bernama Hijr pada perjalanannya
menuju perang Tabuk. Beliau singgah bersama para
sahabat di perkampungan mereka. Para sahabat
mengambil air dari sumur-sumur di mana Tsamud
mengambil air darinya. Dengan air itu mereka membuat
adonan roti, sementara bejana telah disiapkan di atas
api. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam
memerintahkan agar bejananya ditumpahkan dan
adonannya diberikan kepada unta. Kemudian beliau
meneruskan perjalanan sampai di sumur di mana unta
Shalih minum darinya. Dan beliau melarang para sahabat
untuk masuk ke daerah suatu kaum yang diadzab kecuali
dalam keadaan menangis. Beliau pun menjelaskan
alasannya, "Aku khawatir kalian akan tertimpa oleh apa
yang menimpa mereka."5
Apabila manusia berada di suatu tempat di mana telah
terjadi peristiwa besar, baik pada masa itu atau
sebelumnya, maka perhatian mereka tertuju kepada
peristiwa tersebut. Apabila ia seorang dai kepada Allah,
maka dia bisa memanfaatkan peluang untuk
mengingatkan manusia dengan apa yang telah menimpa
orang-orang terdahulu, memperingatkan mereka agar
tidak melakukan apa yang telah mereka lakukan dan
tidak berjalan di atas jalan mereka.
Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa Salam. Beliau menyampaikan kepada mereka tentang
apa yang telah Allah sampaikan kepadanya. Beliau
menunjukkan jalan di mana unta Shalih datang darinya
menuju sumur, dan jalan di mana darinya unta itu
meninggalkan sumur. Nabi juga memberitahu mereka
bahwa unta Shalih berbagi air dengan kaum Shalih pada
hari di mana ia mendatangi sumur dan minum darinya.
Pada hari berikutnya ia tidak minum apa pun. "Ia
mempunyai giliran untuk mendapatkan air dan kamu
mendapatkan giliran pula untuk mendapatkan air pada
hari tertentu." (QS. Asy-Syuara: 155). "Dan berikan
kepada mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi
antara mereka dengan unta betina itu, tiap-tiap giliran
minum dihadiri oleh yang punya hak giliran." (QS. Al-
Qamar: 28).
5 Silakan merujuk hadis-hadis dalam tema ini di Shahih Bukhari 6/378 no.
3378-3381. Shahih Muslim 4/2286 no. 2981.
Di antara keunikan unta Shalih yang disampaikan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam adalah, bahwa
kaum Shalih memerah susunya dalam kadar sekehendak
mereka. Maka air yang diminum oleh unta pada hari
gilirannya tergantikan oleh susunya yang melimpah, dan
mereka mendapatkannya tanpa lelah dan capek.
Walaupun Tsamud telah mengambil keuntungan besar
dari unta Shalih, tetapi mereka tetap merasa sempit dan
membenci keberadaannya di antara mereka. Maka
mereka menyembelihnya.
Al-Qur'an telah menyatakan bahwa pembunuh unta ini
adalah orang tercelaka di kalangan Tsamud, "Ketika
bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, lalu
Rasulullah berkata kepada mereka, 'Biarkanlah unta
betina Allah dan minumannya'. Lalu mereka
mendustakannya dan menyembelihnya." (QS. Asy-Syams:
12-14). Rasulullah telah menjelaskan kepada kita
tentang pembunuh unta itu di dalam salah satu hadis,
bahwa dia adalah laki-laki merah. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Salam telah bersabda kepada Ali dan Ammar,
"Maukah kalian berdua aku beritahu siapa orang yang
paling celaka dari dua orang laki-laki?" Kami menjawab,
"Ya, ya Rasulullah." Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam
bersabda, "Seorang laki-laki berkulit merah di kalangan
Tsamud pembunuh unta dan orang yang memukulmu, ya
Ali, di sini (ubun-ubunnya) hingga basah oleh darah –
yakni jenggotnya."6
Dalam hadis lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam
menyatakan bahwa dia adalah pembesar kaumnya. Di
dalam Shahihain, 'Ketika bangkit orang yang paling celaka' 6 Diriwayatkan oleh Ahmad di Musnadnya 4/263 , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam
bersabda, "Bangkitlah seorang laki-laki yang kotor,
busuk, perusak, mulia di antara kaumnya seperti Abu
Zam'ah."7
Manakala mereka menyembelihnya, Shalih, Nabi mereka,
menjanjikan siksa setelah tiga hari. Dia berkata kepada
mereka, "Mereka membunuh unta itu, maka berkata
Shalih, 'Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama
tiga hari, itu adalah janji yang tidak didustakan." (QS.
Huud: 65)
Pada hari ketiga datangnya adzab berupa suara yang
menggelegar. "Jika mereka berpaling, maka katakanlah,
'Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti
petir yang menimpa kaum 'Ad dan kaum Tsamud." (QS.
Al-Fushshilat: 13). "Dan adapun kaum Tsamud, maka
mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih
menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu. Maka
mereka disambar petir, adzab yang menghinakan
lantaran apa yang telah mereka kerjakan." (QS.
Fushshilat: 17)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah
memberitahukan kepada kita bahwa suara menggelegar
itu telah membinasakan semua yang ada di bumi dari
kabilah itu, tanpa ada beda antara yang tinggal di
daerahnya atau sedang bepergian ke daerah lain yang
jauh. Tidak ada yang selamat kecuali seorang laki-laki
dari kalangan mereka yang pada waktu itu sedang
berada di Haram. Haram melindunginya dari adzab.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah
7 Shahih Bukhari 6/378, no. 3377. Lihat ujung-ujungnya di 4942, 5204, 6042.
Muslim 4/2191 no. 2855.
menyebutkan namanya, orang itu dipanggil dengan nama
Abu Righal. Akan tetapi, dia pun tertimpa apa yang
menimpa kaumnya begitu dia keluar dari Haram.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam memperingatkan
para sahabat agar tidak meminta datangnya ayat-ayat
(mukjizat) seperti kaumnya Nabi Shalih, karena
ditakutkan mereka akan mendustakannya lalu mereka
binasa seperti kaum Shalih.
PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS
1. Peringatan terhadap sikap memohon ayat-ayat
(mukjizat). Orang-orang terdahulu telah memohon
kepada Rasul-Rasul mereka. Permohonan mereka
dikabulkan, tetapi mereka mendustakannya. Mereka
dibinasakan karenanya.
2. Berhati-hatilah terhadap adzab, murka dan siksa
Allah lantaran telah mendustakan Rasul-Rasul dan
kitab-kitab-Nya.
3. Unta betina pemberian Allah kepada Nabi Shalih
adalah ayat yang besar. Bentuk tubuhnya besar.
Penampilannya mengundang decak kagum. Ia
memiliki ciri-ciri istimewa yang tidak dimiliki oleh
unta selainnya.
4. Anjuran berhenti sesaat di tempat-tempat yang
pernah terjadi peristiwa-peristiwa besar, agar bisa
mengambil pelajaran dan nasihat, sebagaimana
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam berhenti di
sebuah sumur di perkampungan Tsamud. Allah telah
memerintahkan di dalam kitab-Nya agar berjalan di
muka bumi dan merenungkan akhir perjalanan orang-
orang terdahulu dengan mengambil pelajaran dan
peringatan dari mereka. "Katakanlah, 'Berjalanlah di
muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan itu'." (QS.
Al-An'am: 11). "Sesungguhnya telah berlalu sebelum
kamu sunnah-sunnah Allah, karena itu berjalanlah
kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
akibat orang-orang yang mendustakan (Rasul-Rasul)."
(QS. Ali Imran: 137)
5. Detailnya ilmu Nabi. Beliau menunjukkan jalan yang
dilalui oleh unta itu untuk mendatangi sumur dan
jalan yang dilalui ketika meninggalkannya. Hal ini
bukan sesuatu yang aneh, karena dia diberitahu oleh
Dzat yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
6. Haram melindungi orang yang berlindung dengannya,
melindungi Abu Righal dari adzab Allah. Manakala
dia keluar darinya, dia pun tertimpa adzab seperti
kaumnya.
7. Lindungan Haram kepada Abu Righal menunjukkan
bahwa hal ini telah ada sebelum Ibrahim. Nabiyullah
Shalih dan kaumnya, Tsamud, adalah kaum sebelum
Ibrahim ‘Alayhi Salam. Shalih berasal dari bangsa
Arab keturunan Nuh ‘Alayhi Salam. Haramnya Makkah
sebelum Ibrahim didukung oleh ucapan Ibrahim, "Ya
Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebagian keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah)
yang dihormati." (QS. Ibrahim: 37)
0 komentar:
Posting Komentar