PENGANTAR
Nabiyullah Luth adalah salah seorang Nabi dan Rasul
Allah yang menghadapi suatu kaum yang berhati dan
bertabiat keras. Mereka memiliki penyimpangan akidah
sekaligus penyimpangan perilaku. Penyimpangan mereka
termasuk suatu keanehan dalam sejarah manusia.
Mereka adalah orang-orang yang menyukai sesama jenis.
Mereka melakukan kemunkaran di dalam perkumpulan
mereka. Maka Luth berjihad besar untuk melawan
mereka sehingga Allah menurunkan adzab kepada
mereka.
Hadis ini menyinggung sepenggal berita tentang Luth. Ia
hadir untuk menjelaskan sebagian yang tertera di dalam
Al-Qur'an dan menambah berita baru yang tidak terdapat
di dalamnya. Ia membela Nabiyullah Luth dari klaim para
pendusta yang menisbatkan sesuatu kepadanya di mana
Luth sepanjang umurnya berjuang untuk memeranginya
dan membongkarnya.
NASH HADIS
Hakim meriwayatkan dalam Mustadrak Subhanahu wa
Ta’ala dari Ibnu Abbas berkata,
"Manakala utusan-utusan Allah datang kepada Luth, Luth
mengira mereka adalah para tamu yang menemuinya.
Maka Luth meminta mereka untuk mendekat dan mereka
duduk di dekatnya. Luth menghadirkan tiga orang
putrinya. Luth menyuruh putri-putrinya agar duduk di
antara para tamu dan kaumnya. Maka kaumnya datang
dengan tergopoh-gopoh. Ketika Luth melihat mereka,
dia berkata, 'Inilah putri-putriku. Mereka lebih suci
bagimu, maka bertaqwalah kepada Allah dan janganlah
kamu mencemarkan namaku terhadap tamuku ini." (QS.
Hud: 78). Kaumnya menjawab, "Bahwa kami tidak
mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu dan
sesungguhnya kamu mengetahui apa yang sebenarnya
kami kehendaki." (QS. Hud: 79). Luth berkata,
"Seandainya aku mempunyai kekuatan untuk menolakmu
atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang
kuat, tentulah aku lakukan." (QS. Hud: 80)
Lalu Jibril menengok kepadanya dan berkata,
"Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu,
sekali-kali mereka tidak akan mampu mengganggumu."
(QS. Hud: 81).
Ibnu Abbas berkata, "Lalu Jibril
menghapus penglihatan mereka, maka mereka pulang
dengan lari tunggang langgang sampai mereka keluar
kepada orang-orang yang berada di pintu. Mereka
berkata, 'Kami datang kepada kalian dari sisi orang yang
paling mahir sihirnya. Dia telah menghapus penglihatan
kami.’ Maka mereka lari tunggang langgang sampai
mereka masuk di sebuah desa. Pada malam hari desa itu
diangkat sampai ia berada di antara langit dan bumi,
sehingga mereka mendengar suara-suara burung di
udara. Kemudian desa itu dijungkirbalikkan, lalu
keluarlah angin kencang kepada mereka. Barangsiapa
terkena angin itu, pastilah ia mati. Dan barangsiapa yang
kabur dari desa tersebut, maka ia akan dikejar oleh
angin tersebut yang berubah menjadi batu yang akan
membunuhnya."
Ibnu Abbas melanjutkan, "Lalu Luth pergi dengan ketiga
putrinya. Ketika dia sampai di tempat begini-begini di
kota Syam, putrinya yang besar meninggal, maka
keluarlah darinya mata air yang bernama Wariyah. Luth
terus berjalan hingga tiba di tempat yang dikehendaki
oleh Allah, dan putrinya yang termuda mati, maka
memancarlah dari sisinya mata air yang diberi nama
Ra'ziyah. Putri Luth yang masih hidup adalah yang
tengah."
TAKHRIJ HADIS
Diriwayatkan oleh Hakim dalam Mustadrak Alas
Shahihain, 2/375, dalam Kitab Tafsir (tafsir surat Hud).
Hakim berkata, "Ini adalah hadis shahih di atas syarat
Syaikhain, tetapi keduanya tidak meriwayatkannya."
Tashih-nya disetujui oleh Dzahabi.
Hakim berkata, "Mungkin saja ada yang menyangka
bahwa hadis ini dan yang sejenisnya tergolong mauquf,
padahal sebenarnya bukan. Karena jika seorang sahabat
menafsirkan tilawah, maka ia adalah musnad (bersanad)
menurut Syaikhain."
PENJELASAN HADIS
Hadis ini memaparkan berita Luth yang dibawa oleh Al-
Qur'an. Hadis ini menyebutkan bahwa para Malaikat
datang kepada Luth dalam wujud para pemuda yang
tampan. Luth menerima mereka sebagai tamu dan
mengkhawatirkan mereka dari ulah kaumnya. Karena,
dia mengira mereka adalah para tamu yang singgah di
desanya dan mereka tidak mengenal perilaku
penduduknya yang rusak dan menyimpang.
Ketika para tamu itu memasuki rumah Luth, maka
kaumnya mengetahui kehadiran mereka. Lalu mereka
datang berbondong-bondong hendak mengganggu tamu-
tamu Luth dan melakukan perbuatan keji kepada
mereka. Maka Luth mendudukkan putri-putrinya di
antara para tamu dan kaumnya. Luth menawarkan
kepada mereka agar menikahi putri-putrinya, tetapi
mereka menolak. Mereka tetap bersikeras melakukan
perbuatan munkar seperti yang mereka niatkan.
Luth
kesal bukan main dan dia berharap memiliki kekuatan
yang bisa membantunya dan melindunginya dari
ancaman kaumnya serta untuk menolak kejahatan
mereka.
Pada saat itu Jibril memberitahu Luth tentang siapa
sebenarnya mereka. Mereka adalah para utusan Allah.
Orang-orang lemah lagi bodoh itu tidak mungkin bisa
mengganggu atau menjamah mereka. Jibril memukul
mereka dengan sayapnya, sehingga mata mereka tidak
bisa melihat. Mereka kabur dalam keadaan takut dan
lemas seperti tikus dikejar kucing.
Pada akhir malam mereka diangkat ke langit. Bumi
mereka, kota mereka, hewan mereka, dan tanaman
mereka sampai Malaikat pun mendengar suara burung
mereka di udara. Kota mereka dibalik, yang atas
menjadi dibawah, dan diikuti oleh hujan batu panas. Tak
seorang pun bisa selamat.
Semua itu terdapat di dalam Al-Qur'an. Dan yang tidak
disebutkan di dalam Al-Qur'an adalah bahwa keluarga
Luth yang selamat dari adzab Allah adalah ketiga
putrinya. Luth membawa keluarganya ke bumi Syam.
Putri sulungnya wafat di tengah perjalanannya ke Syam,
maka Allah mengeluarkan di sisinya mata air yang
bernama Wariyah. Kemudian Luth terus berjalan
menjauh kota tempat orang-orang yang disiksa, maka
putri bungsunya wafat dan di tempat dia wafat
memancarlah air yang bernama Ra'ziyah, dan yang
tersisa dari putri-putri Luth adalah putri yang tengah.
VERSI TAURAT
Siapa yang membaca Taurat, maka dia mendapati
banyak peristiwa tentang Luth dengan alur cerita yang
jelas. Dia akan mendapati bahwa Al-Qur'an
membenarkan banyak kejadian dan peristiwanya. Hanya
saja, di dalamnya terdapat penyimpangan-
penyimpangan, dan sebagian di antaranya tampak
sepele, sedangkan yang lainnya termasuk penyimpangan
yang besar dan berbahaya.
Di antara penyelewengan ini adalah klaim mereka bahwa
Malaikat yang mampir di rumah Ibrahim dan mereka
memakan suguhan makanan yang dihidangkan Ibrahim
kepada mereka. Ibrahim menghidangkan – sebagaimana
dikatakan oleh Taurat – daging anak sapi bakar dengan
susu yang berbusa. Para Malaikat makan hidangan
Ibrahim tersebut. (Safar Takwin, Ishah 18 poin 8)
"Manakala para Malaikat datang kepada Luth, mereka
juga makan roti dan madu yang dihidangkan." (Safar
Takwin, Ishah 19 poin 3)
Firman Allah membantah dan membatalkan klaim ini.
Firman-Nya, "Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami
(Malaikat-Malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan
membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan,
'Salaman' (selamat). Ibrahim menjawab, 'Salamun'
(selamatlah). Maka tidak lama kemudian, Ibrahim
menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka
tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya,
Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan
merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata,
'Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah
(Malaikat-Malaikat) yang diutus kepada kaum Luth'."
(QS. Hud: 69-70)
Para Malaikat tidak menjulurkan tangan mereka ke
makanan, sehingga Ibrahim merasa aneh dengan sikap
mereka, maka terbersit rasa takut dari diri mereka.
Orang-orang yang tidak makan makanan tamu biasanya
adalah para musuh yang datang menginginkan
keburukan. Oleh sebab itu, mereka menjelaskan tentang
jati diri mereka kepada Ibrahim. Jelaslah alasan mereka,
karena tabiat para Malaikat adalah tidak makan dan
tidak minum.
Di antara penyimpangan Taurat yang dikoreksi oleh Al-
Qur'an adalah bahwa jumlah Malaikat lebih dari dua,
tidak seperti yang dinyatakan oleh Taurat bahwa
Malaikat hanya dua saja.
Di antara poin yang diakui
kebenaran oleh hadis adalah bahwa Luth meletakkan
putri-putrinya di antara para tamunya dan kaumnya
ketika mereka masuk ke rumahnya.
Taurat menyebutkan bahwa Luth keluar kepada kaumnya
di luar rumah dan menutup pintu di belakangnya.
Penyimpangan Taurat yang paling berbahaya adalah apa
yang dinisbatkan kepada Nabiyullah Luth secara dusta
dan palsu. Mereka mengklaim bahwa Luth yang
menghabiskan seluruh umurnya untuk memerangi
perbuatan keji telah berzina dengan kedua putrinya.
Mereka mengklaim bahwa kedua putri Luth bersekongkol
setelah dia keluar dari desa yang diadzab dan tinggal di
sebuah gua di gunung dekat kota Shauar. Kedua putrinya
itu khawatir jika keturunan bapaknya akan terputus,
maka keduanya menyuguhkan khamr kepadanya selama
dua malam berturut-turut sampai dia teler.
Selanjutnya,
putrinya yang tertua tidur bersamanya di malam
pertama dan diteruskan dengan adiknya di malam
berikutnya, hingga keduanya hamil darinya. Dari
keturunan putri pertamanya adalah Muabiyin dan dari
keturunan kedua adalah Amuniyin.
Demi Allah, mereka telah berdusta. Rasul-Rasul Allah
terjaga dari perbuatan keji. Tidak mungkin Allah
membiarkan Nabi-Nya terjerumus ke dalam perbuatan
keji seperti ini. Justru dialah orang suci yang memerangi
kemunkaran ini. Tidak mungkin putri-putri Luth yang
shalihah yang telah diselamatkan oleh Allah dari kota
orang-orang yang diadzab karena kesuciannya,
melakukan perbuatan keji seperti ini dengan bapaknya.
Mustahil dan tidak mungkin. Akan tetapi, jiwa-jiwa kotor
selalu ingin mengotori orang-orang baik lagi suci.
Barangsiapa yang mengetahui sifat-sifat para Nabi dan
keadaan mereka, maka dia akan meyakini bahwa semua
ini hanyalah fitnah dusta. Barangsiapa membaca kisah
Luth di dalam Al-Qur'an dengan kisah yang terperinci,
maka keyakinannya pasti bertambah bahwa para
penyeleweng dalam Taurat telah berdusta.
Hadis ini datang dengan memaparkan perkara yang
sebenarnya.
Luth tidak memiliki dua orang putri
sebagaimana yang diklaim oleh Taurat yang telah
diselewengkan. Akan tetapi dia mempunyai tiga putri.
Luth tidak tinggal di gua, tetapi dia pindah ke bumi
Syam. Di tengah perjalanannya dua putrinya wafat dan
yang tersisa hanya satu.
Perincian yang terkait dengan putri-putri Luth dalam
Taurat adalah batil lagi palsu. Pembaca hadis mendapati
seolah-olah hadis ini dipaparkan untuk membantah
tuduhan-tuduhan dusta yang dialamatkan kepada Luth.
Oleh karena itu, hadis ini datang untuk membuka hakikat
yang dengannya Nabiyullah Luth terbebas dari tuduhan
dusta orang-orang dzalim.
PELAJARAN-PELAJARAN DAN FAEDAH-FAEDAH HADIS
1. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyebutkan
di dalam hadis tentang sebagian berita yang
berkaitan dengan Luth yang tidak disinggung oleh Al-
Qur'an.
2. Koreksi hadis terhadap penyelewengan Taurat
sebagaimana Al-Qur'an juga mengoreksinya.
3. Nabi Luth tidak sebagaimana yang dituduhkan oleh
para penyeleweng Taurat.
4. Dustanya klaim para penyeleweng Taurat bahwa
Muabiyin dan Amuniyin adalah anak-anak zina.
5. Keterangan tentang besarnya dosa homoseksual.
Keterangan tentang besarnya hukuman yang
menimpa para pelaku dosa ini dan bahwa hukuman
ini tidak jauh dari orang-orang yang melakukan
perbuatan kaum Luth.
0 komentar:
Posting Komentar