sejarah puasa seniin kamis
Suatu ketika seorang sahabat bertanya pada Rasulullah. “Wahai Rasulullah. Kenapa engkau selalu melaksanakan puasa pada hari Senin dan Kamis saja?”. Ada yang tahu apa jawaban Rasulullah? Inilah topic pembicaraan pada Selasa (18 Jan’11) lalu. Check it out untuk lebih jelasnya, kawan.
Seketika Rasulullah menjawab, “Ketahuilah, Saudaraku. Hari Senin adalah hari dimana aku diturunkan ke dunia. Hari dimana aku lahir dari rahim ibuku, pertama kalinya aku menyentuh alam ini. Aku sangat bersyukur atas kelahiranku di dunia, dan aku menunjukkan rasa syukurku dengan melaksanakan puasa pada hari itu,”. “Lalu bagaimana dengan hari Kamis, ya Rasul? Apa istimewanya hari itu?” Tanya sahabat lagi. Dengan tenang Rasulullah menjawab, “Tahukah engkau, Saudaraku? Bahwa pada hari itu (Kamis) semua amal ibadah umat manusia dikumpulkan dihadapan Allah oleh para malaikat. Tidakkah engkau merasa bahagia jika di saat amalmu sedang diperiksa, engkau sedang dalam keadaan beribadah kepadaNya?”.
Yah.. Itulah tadi secuplik reka ulang dari Pak Sudarkajin. Jika kita mau mencari tahu, ternyata sejarah adanya puasa Senin-Kamis sangatlah menarik. Tidak hanya mendapat pahala, tapi selama berpuasa tersebut kita telah memperingati hari kelahiran (Senin) Nabi besar junjungan kita. Namun hal yang perlu kita ingat, bahwa bukan berarti hanya pada hari Kamis saja Allah memeriksa amalan kita. Setiap hari, setiap jam, setiap saat, Allah tahu apa yang kita lakukan, bahkan jika hal tersebut masih berupa pemikiran atau niatan. Subhanallah…
Timbul sebuah pertanyaan baru dari Oche (salah satu warga A67O K.). “Bagaimana jika pada hari Kamis kita tidak dapat melaksanakan puasa dikarenakan tidak kuat karena adanya pelajaran olahraga?”. Seketika semua anak tersenyum. Tentu saja hal ini yang menjadi kendala bagi kami, warga A67O, dalam melaksanakan puasa Senin-Kamis karena pada hari Kamis kami ada jadwal olahraga.
Dengan tenang Pak Sudarkajin menjawab, “Tidak apa-apa jika kita menggantinya dengan hari lain, misalnya selasa atau minggu. Akan tetapi, fadilah(keutamaan)nya akan berbeda jika kita melaksanakannya tidak pada hari Kamis. Karena sudah pasti fadilah berpuasa hari Kamis lebih besar dibanding dengan hari yang lain,”. Sejenak kutarik nafas panjang mendengar hal itu (sedikit kecewa, kurasa).
Muncul pertanyaan lain lagi dari Ena, “Pak, katanya orang dulu puasa hari Jumat itu tidak boleh. Itu gimana hukumnya, Pak?”. Pak Sudarkajin menjelaskan bahwa puasa pada hari Jumat dan Sabtu adalah haram hukumnya. Sebab pada hari itulah umat Yahudi berpuasa. Beliau mengatakan, kita diperbolehkan melaksanakan puasa pada hari Jumat atau Sabtu asalkan diikuti dengan puasa sebelum hari Jumat atau sesudah hari Sabtu. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka puasanya dinilai HARAM.
Sebenarnya masih banyak yang ingin kutulis. Berhubung minim pengetahuan, jadi saya cari info dulu ya… Hehe. Nantikan info lebih lanjut pada artikel selanjutnya. Wassalamu’alaikum…
Minggu, 19 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Bugus, aku suka😊
Bugus, aku suka😊
Posting Komentar