Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

wibiya widget

My Blog List

flag counter

daftar menu

Loading...
Tag this on nabtag

twiter

Recent Comments

google seacrh


  • Web
  • alwafaalmuttaqiin
  • buku tamu

    google translite


    clock

    Voting

    My Ballot Box
    Bagaimana Menurutmu blog ku ni ?







    wibiya widget

    Minggu, 08 Januari 2012

    MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

    MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
    Ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Pendidikan Islam









    Disusun oleh:

    Abdul Latif Muhidin
    Ahmad jaelani
    Siti Ropiah
    Ulfa Nazila
    Yusnita




    FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS GARUT
    JURUSAN PAI 2011 - 2012
    Jl. Raya Samarang No.52A, Garut
    Kata Pengantar
    Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT, berkat kenikmatan, petunjuk dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Manajemen Pendidikan Islam”.
    Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada guru peradaban dan uswah hasanah kita Nabi Muhammad SAW. pada keluarganya, Shahabat sampai pada kita selaku pengikut-Nya yang senantiasa mengikuti Risalah-risalah-Nya
    Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang diakibatkan masih adanya keterbatasan dari segi ilmu pengetahuan yang di miliki tetapi ini menjadi motivasi penulis bahwa dalam hal ini menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk meningkatkannya di kemudian hari, oleh karena itu kritik dan saran untuk membangun sekiranya sangat diperlukan untuk perbaikan dan pembelajaran dimasa yang akan datang.








    Garut, November 2011

    Penulis









    DAFTAR ISI
    Kata Pengantar…………………………………………………………………... i
    Daftar Isi………………………………………………………………………… ii

    BAB 1 PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 1
    B. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 1
    C. Tujuan Masalah………………………………………………………….. 1

    BAB 2 PEMBAHASAN
    A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam.................................................. 2
    B. Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan Islam........................................... 3
    C. Aspek-aspek Pendidikan Islam........................................................................................ 6
    D. Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan Islam............................................. 8

    BAB 3 PENUTUP
    Kesimpulan……………............………………………………………………… 14

    Daftar Pustaka…………………………………………………………………… 15
























    BAB I
    PENDAHULUAN
    a. Latar Belakang Masalah
    Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan rumah tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah Negara.
    Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk yang ada seperti pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar yang berbentuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), jenjang pendidikan menengah ada yang berbentuk Madrasah Alyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), dan pada jenjang pendidikan tinggi terdapat begitu banyak Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dengan berbagai bentuknya ada yang berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut dan Universitas.
    Pada jalur pendidikan non formal seperti Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak (TPA), Majelis Ta’lim, Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jalur Pendidikan Informal seperti pendidikan yang diselenggarakan di dalam keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau manajemen yang sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran negatif tentang pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat dan sulit dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan hancur oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di sekelilingnya, sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib :”kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi”.
    b. Rumusan Masalah
    Makalah sederhana ini akan membahas tentang manajemen pendidikan Islam dan prinsip-prinsipnya, aspek-aspek pendidikan islam dan fungsi pendidikan islam.
    c. Tujuan Masalah
    sebagai pengantar diskusi pekuliahan Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam di Universitas Garut.


    BAB II.
    PEMBAHASAN
    A. PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM.
    Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily (1995 : 372) management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan.
    Ramayulis menyatakan bahwa pengertian yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). [2] Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT :
    يُدَبِّرُ اْلأَمْرَ مِنَ السَّمَآءِ إِلَى اْلأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةِ مِّمَّا تَعُدُّونَ
    Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Al Sajdah : 05).
    Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini. Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain. [3]
    Sedangkan Sondang P Siagian (1980 : 5) mengartikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. [4]
    Bila kita perhatikan dari kedua pengertian manajemen di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif, efesien, dan produktif. Sedangkan Pendidikan Islam merupakan proses transinternalisasi nilai-nilai Islam kepada peserta didik sebagai bekal untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

    B. PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
    Prinsip manajemen pendidikan islam secara implisit dapat ditemukan dalam sebuah hadits sebagai berikut, sabda Rosulullah SAW :
    عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَلا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَاالأمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
    Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu : ia berkata:Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah! Masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya
    Hadits tersebut menekankan betapa besarnya tanggung jawab seorang pemimpin. Kepemimpinan merupakan inti dalam sebuah manajemen organisasi. Karena itu secara implicit hadits tersebut juga berkenaan dengan masalah manajemen pendidikan. Sebab, pendidikan islam tidak akan berjalan tanpa adanya kepemimpinan.
    Prinsip-prinsip manajemen pendidikan ada delapan yaitu :
    1. Ikhlas
                 
    dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu[533] di Setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah ) kamu akan kembali kepadaNya". ( Q.S. Al-A’rof : 29 )
    Ayat di atas mengajarkan tentang keikhlasan. Segala aktiviatas yang dilakukan manusia hendaknya dijadikan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Pengabdian yang bernilai tinggi adalah dengan keikhlasan hati hanya karena Allah SWT.
    2. Kejujuran
             
    Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. ( Q.S. Az-Zumar :33 )
    Ayat di atas dapat dijadikan prinsip bahwa sikap manajer dalam pendidikan islam selalu menjungjung kebenaran dan kejujuran. Kebenaran dan kejujuran akan membawa manusia benar-benar mampu mencapai pada derajat ketaqwaan. Sedangkan, ketaqwaan adalah taraf tertinggi bagi orang yang beriman.
    3. Amanah
    •       ... 
    Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, ( Q.S. An-Nisa : 58 )
    Dalam prosesnya, sistem manajemen dalam pendidikan harus mempunyai prinsip amanat. Sebab, tanpa amanat, para pengelola akan bekerja dengan ragu-ragu danserba salah. Akan tetapi, jika mereka diberi kepercayaan penuh, mereka akan mengerahkan seluruh potensi yang ada pada diri mereka demi kemajuan pendidikan islam.
    4. Adil
              •            •        
    Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( Q.S. Al-Maidah : 8 )
    Semua keputusan yang diambil dalam manajemen pendidikan islam harus mencerminkan sikap adil, baik adil dalam menimbang, dalam menyampaikan, maupun dalam melaksanakan.
    5. Tanggung Jawab
                  ...
    286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. ( Q.S. Al-Baqoroh : 286 )
    Dari ayat di atas, dapat dipetik prinsip bahwa semua tindakan yang dilakukan oleh seorang menager akan dimintai pertanggungjawaban. Demikian juga segala aktivitas dan kebijaksanaan yang diambil oleh pengelola pendidikan islam harus dipertanggungjawabkan. Pertanggungjawaban bukan hanya dihadapan manusia dan masyarakat, akan tetapi juga dihadapan Alloh SWT.
    6. Dinamis
              ...
    Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. ( Q.S. Al-Ra’d : 11 )
    Ayat di atas mengandung prinsip bahwa sistem manajemen pendidikan islam seharusnya merupakan sebuah sistem yang dinamis, bukan statis. Dinamika tersebut selalu diarahkan kepada tujuan pendidikan islam dan dilandasi dengan prinsip-prinsip manajemen.
    7. Praktis
      •              
    Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. ( Q.S. Al-‘Ashr : 1-3 )
    Teori manajemen dalam pendidikan islam harus dapat diaplikasikan. Pengaplikasian ini pada dasarnya merupakan implementasi dari keimanan seorang muslim dalam bentuk amal sholeh.
    8. Fleksibel
         
    Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. ( Q.S. Al-Ambiya’ : 107 )
    Sistem manajemen dalam pendidikan islamdiharapkan mampu memberi “warna” bahkan mengarahkan sistem manajemen pendidikan lain ke arah yang lebih bermanfaat.
    Dengan prinsip-prinsip di atas, sistem manajemen pendidikan islam mampu memberikan konstribusi besar. Sistem manajemen tersebut mampu memberi arahan yang positif bagi perkembangan dunia manajemen. Arahan yang positif tersebut, dimulai dari tatanan konsep, teoritis, berakhir pada tatanan praktis.

    C. ASPEK MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
    Secara garis besar aspek manajemen pendidikan islam adalah manajemen yang mengacu pada aspek institusi ( lembaga ), struktural, personalia, informasi, teknik dan lingkungan.
    1. Institusi Pendidikan Islam
    Institusi pendidikan islam dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok yaitu : 1) institusi pendidikan formal. 2) Institusi pendidikan non-formal. 3) Institusi pendidikan in-formal.
    2. Struktur Pendidikan Islam
    Dalam struktur pendidikan ditemukan : 1) organisasi, 2) analisis unit kerja, 3) diskripsi tugas dengan spesifikasi tugasnya, 4) hirarki dan wewenang , 5) perbuhan lingkungan, dan 6) kemantapan struktur.

    3. Personalia Pendidikan Islam
    Personalia yang dimaksud disini adalah para pengambil kebijakan, kepala sekolah, pendidik, pegawai, peserta didik, serta para alumni.
    Sedangkan pengembangan personalia dimaksudkan untuk mencegah pemakaian pengetahuan dan keterampilan usang dan ketinggalan zaman, sedangkan tujuannya adalah : 1) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitasoutput, 2) merealisasikan perencanaan personalia, 3) meningkatkan moral kerja, 4) meningkatkan kesejahteraan dan penghasilan , dan 5) mengembangkan akuntabilitas personalia itu sendiri.
    Pengembangan personalia ini pada dasarnya adalah melaksanakan prinsip-prinsip belajar seumur hidup, sehingga tidak ada kata-kata terlambat. Dan langkah-langkah yang perlu diambil adalah : 1) penentuan kebutuhan, 2) penentuan sasaran, 3) penetapan isi program, 4) identifikasi prinsip-prinsip belajar, 5) pelaksaan program, 6) identifikasi manfaat, dan 7) penilaian pelaksaan program.
    4. Teknik Pendidikan Islam
    Teknik pendidikan islam meliputi teknik menunjang proses pendidikan dan yang berhubungan langsung dengan proses pendidikan.
    Yang menunjang proses pendidikian diantaranya :
    a. Teknik menciptakan masyarakat belajar yang islami di sekolah.
    b. Teknik menciptakan masyarakat ilmiah dan ukhuwah di perguruan tinggi.
    c. Teknik mengadakan dan mengatur sumber belajar.
    d. Teknik meningkatkan partisipasi alumni dan masyarakat.
    e. Teknik meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang sejenis.
    f. Teknik ketaausahaanyang tepat waktu dan konsisiten.
    Yang behubungan langsung dengan proses pendidikan pesrta didik diantaranya :
    1. Kegiatan pengembangan afeksi ( akhlak dan kognisi )
    2. Kegiatan mengintegrasikan perkembangan aspek-aspek individu menjadi kesatuan yang utuh dengan dijiwai nilai-nilai islami.
    3. Kegiatan pengembangan keterampilan, jasmani, rohani, dan kesehatan.
    4. Kegiatan bimbingan dan konseling serta bimbingan karir, kejurusan dan pembinaan bakat minat.
    5. Kegiatan untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat.



    5. Informasi Pendidikan Islam
    Manajemen informas pendidikan islam merupakan salah satu aspek manajemen yang sangat penting, sebab informasi merupakan penghubung antara berbagai bagian unsur pendidikan sehingga bagian-bagian ( walaupun yang terkecil ) tidak terisolasi, melainkan suatu kesatuan yang utuh.
    Manajemen informasi ini, berkaitan erat dengan kegiatan pengawasan atau kontrol, sedangkan pengawasan itu sendiri bisa dilaksanakan dalam beberapa bentuk, yakni : 1) pengawasan terhadap diri sendiri, 2) pengawasan material yang dilakukan oleh pemimpin pendidikan itu sendiri terhadp bagian-bagiannya, 3) pengawasan external yang dilakukan oleh badan tersendiri di luar lembaga pendidikan itu, dan 4) pengawasan melekat yang terjadi di tempat kerja, oleh unit, sub unit, tugas yang bersangkutan secara kontinu, dan 5) pengawasan dari Allah SWT dan malaikat : dan yang terakhir inilah yang sangat penting ditanamkan kepada para personil.
    6. Lingkungan Pendidikan
    Lingkungan pendidikan pada dasarnya adlah segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekeling proses pendidikan, yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuh-tunbuhan, dan benda-benda mati. Yang paling menentuka lingkungan yang berupa manusia.
    Antar lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi hubungan saling memberi dan menerima, disatu sisi lembaga pendidikan memberikan layanan dengan mendidik putera-puteri mereka, dan disisi yang lain masyarakat memberikan bantuan baik materil maupun spiritual terhadap perkembangan pendidikan itu. Sehingga diantaranya dapat mengambil manfaat secara bersama-sama.
    Hal ini harus dilakukan dengan komunikasi yang harmonis diantara keduanya, jangan hanya pendidikan saja yang memberikan informasi secara verbal pada masyarakat, sehingga akan terjadi disharmonisasi. Akan tetapi perlu dilengkapi dengan pengalaman nyata yang bisa ditunjukan pada masyarakat agar timbulnya citra positif tentang lembaga pendidikan islam.

    D. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
    Berbicara tentang fungsi manajemen pendidikan Islam tidaklah bisa terlepas dari fungsi manajemen secara umum seperti yang dikemukakan Henry Fayol seorang industriyawan Prancis, dia mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemn itu adalah merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.
    Sementara itu Robbin dan Coulter (2007:9) mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Senada dengan itu Mahdi bin Ibrahim (1997:61) menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
    Untuk mempermudah pembahasan mengenai fungsi manajemen pendidikan Islam, maka kami (kelompok 1) akan menguraikan fungsi manajemen pendidikan Islam sesuai dengan pendapat yang dikemukan oleh Robbin dan Coulter yang pendapatnya senada dengan Mahdi bin Ibrahim yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan/kepemimpinan, dan pengawasan.

    1. Fungsi Perencanaan (Planning)
    Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana Firman-Nya dalam Al Qur’an Surat Al Hasyr : 18 yang berbunyi :
           •    •   •     
    Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
    Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.
    Mahdi bin Ibrahim (l997:63) mengemukakan bahwa ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu :
    1. Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan
    2. Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai
    3. Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai
    4. Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat, mempertimbangkan perencanaa, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra kerjanya, kemungkinan-kemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan.
    5. Kemampuan organisatoris penanggung jaawab operasional.
    Sementara itu menurut Ramayulis (2008:271) mengatakan bahwa dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi :
    1. Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
    2. Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan
    3. Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
    4. Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.
    Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.

    2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)
    Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakan oleh kebathilan yang tersusun rapi.
    Menurut Terry (2003:73) pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksnakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses.
    Organisasi dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan secara rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada pemimpin dan bawahan (Didin dan Hendri, 2003:101)
    Sementara itu Ramayulis (2008:272) menyatakan bahwa pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur, aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Isla, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan.
    Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer pendidikan Islam.
    Dari uraian di atas dapat difahami bahwa pengorganisasian merupakan fase kedua setelah perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pengorganisasian terjadi karena pekerjaan yang perlu dilaksanakan itu terlalu berat untuk ditangani oleh satu orang saja. Dengan demikian diperlukan tenaga-tenaga bantuan dan terbentuklah suatu kelompok kerja yang efektif. Banyak pikiran, tangan, dan keterampilan dihimpun menjadi satu yang harus dikoordinasi bukan saja untuk diselesaikan tugas-tugas yang bersangkutan, tetapi juga untuk menciptakan kegunaan bagi masing-masing anggota kelompok tersebut terhadap keinginan keterampilan dan pengetahuan.

    3. Fungsi Pengarahan (directing).
    Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja sehingga mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
    Di dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah, yang diberi pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan. Pengarah adalah orang yang memberikan pengarahan berupa perintah, larangan, dan bimbingan. Yang diberipengarahan adalah orang yang diinginkan dapat merealisasikan pengarahan. Isi pengarahan adalah sesuatu yang disampaikan pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun bimbingan. Sedangkan metode pengarahan adalah sistem komunikasi antara pengarah dan yang diberi pengarahan.
    Dalam manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan kepada orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu : Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi pengarahan baik yang berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya tidak memberatkan dan diluar kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik oleh sipenerima pengarahan.
    Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam manajemen pendidikan Islam adalah proses bimbingan yang didasari prinsip-prinsip religius kepada rekan kerja, sehingga orang tersebut mau melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh dan bersemangat disertai keikhlasan yang sangat mendalam.
    4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
    Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Bahkan Didin dan Hendri (2003:156) menyatakan bahwa dalam pandangan Islam pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak.
    Dalam pendidikan Islam pengawasan didefinisikan sebagai proses pemantauan yang terus menerus untuk menjamin terlaksananya perencanaan secara konsekwen baik yang bersifat materil maupun spirituil.
    Menurut Ramayulis (2008:274) pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut: pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya manajer, tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakterisrik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksana berbagai perencaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah sebagai pengawas yang Maha Mengetahui. Di sisi lain pengawasan dalam konsep Islam lebih mengutamakan menggunakan pendekatan manusiawi, pendekatan yang dijiwai oleh nilai-nilai keislaman. 
    BAB III
    PENUTUP
    Kesimpulan
    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
    Prinsip-prinsip manajemen pendidikan islam yaitu : Ikhlas, kejujuran, amanah, adil, tanggung jawab, dinamis, praktis dan fleksibel.
    Aspek-aspek manjemen pendidikan islam yaitu Institusi Pendidikan Islam, Struktur Pendidikan Islam, Personalia Pendidikan Islam, Teknik Pendidikan Islam, Informasi Pendidikan Islam, Lingkungan Pendidikan.
    Dan dalam fungsi manjemen banyak sekali para ulama di bidang manajemen yang menyebutkan tentang fungsi-fungsi manajemen diantaranya adalah Mahdi bin Ibrahim, dia mengatakan bahwa fungsi manajemen itu di antaranya adalah Fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
    Bila Para Manajer dalam pendidikan Islam telah bisa melaksanakan tugasnya dengan tepat seuai dengan prinsip, aspek dan fungsi manajemen di atas, terhindar dari semua ungkupan sumir yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan Islam dikelola dengan manajemen yang asal-asalan tanpa tujuan yang tepat. Maka tidak akan ada lagi lembaga pendidikan Islam yang ketinggalan Zaman, tidak teroganisir dengan rapi, dan tidak memiliki sisten kontrol yang sesuai.

    Daftar Pustaka
    Al-Qur’an dan terjemah
    Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, , 2008
    Sondang P Siagian, Filsafah Administrasi, Jakarta, CV Masaagung , 199
    Hafidudin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Prkatik, Jakarta,Gema Insani, 2003.

    0 komentar:

    Posting Komentar