Seorang
da’i haruslah berperangai dengan akhlak yang mulia, dimana ilmunya tampak
terefleksikan di dalam aqidah, ibadah, perilaku dan semua jalan hidupnya,
sehingga ia dapat menjalankan peran sebagai seorang da’i di jalan Alloh. Adapun
apabila ia dalam keadaan sebaliknya, maka sesungguhnya dakwahnya akan gagal,
sekiranya sukses maka kesuksesannya sedikit.
Wajib
bagi da’i mengamalkan apa yang ia dakwahkan, baik berupa ibadah, mu’amalah,
akhlak dan suluk (sifat/karakter), sehingga dakwahnya diterima dan ia
tidak termasuk orang yang pertama kali dilemparkan ke dalam
neraka.
Wahai
saudaraku, sesungguhnya ketika kita memperhatikan keadaan kita, kita dapati
dalam realita bahwa kadang kala kita berdakwah mengajak kepada sesuatu namun
kita tidak mengamalkannya, tidak ragu lagi bawa hal ini merupakan aib yang
besar. Allohumma, melainkan ada pandangan yang merintangi antara kita
dengan dirinya kepada sesuatu yang lebih baik, karena setiap tempat memiliki
ucapan tersendiri.
Maka
sesuatu yang utama, terkadang menjadi lebih diutamakan disebabkan oleh sejumlah
hal yang menjadikannya lebih rajih (kuat) keutamaannya. Oleh karena
itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengajak kepada beberapa
karakteristik namun acap kali pula beliau menyibukkan diri dengan sesuatu yang
lebih penting darinya. Suatu saat beliau akan berpuasa sampai dikatakan beliau
tidak akan berbuka, dan pada saat lain beliau akan berbuka sampai dikatakan
beliau tidak akan berpuasa.
Wahai
saudaraku, sesungguhnya aku sangat berkeinginan agar setiap da’i berperangai
dengan akhlak yang pantas bagi seorang da’i, sehingga ia dapat menjadi seorang
da’i yang sejati dan perkataannya dapat lebih mudah untuk
diterima.
0 komentar:
Posting Komentar