Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

wibiya widget

My Blog List

flag counter

daftar menu

Loading...
Tag this on nabtag

twiter

Recent Comments

google seacrh


  • Web
  • alwafaalmuttaqiin
  • buku tamu

    google translite


    clock

    Voting

    My Ballot Box
    Bagaimana Menurutmu blog ku ni ?







    wibiya widget

    Rabu, 19 Desember 2012

    BEKAL KEENAM : LAPANG DADA TERHADAP PERSELISIHAN



    Seorang da’i haruslah berlapang dada terhadap orang yang menyelisihinya, apalagi jika diketahui bahwa orang yang menyelisihinya itu memiliki niat yang baik dan ia tidaklah menyelisihinya melainkan dikarenakan ia belum pernah mendapatkan dirinya ditegakkan hujjah kepadanya. Selayaknya seseorang bersikap fleksibel di dalam masalah ini, dan janganlah ia menjadikan perselisihan semisal ini berdampak pada permusuhan dan kebencian. Allohumma, kecuali seorang yang menyelisihi karena menentang, padahal telah diterangkan padanya kebenaran dan ia tetap bersikeras di atas kebatilannya. Apabila demikian keadaannya, maka wajib mensikapinya dengan sesuatu yang layak baginya berupa menjauhkan dan memperingatkan ummat dari dirinya. Karena permusuhannya telah jelas dan telah diterangkan padanya kebenaran namun ia tidak mau mengapresiasikannya.
    Ada permasalahan furu’iyyah yang diperselisihkan manusia, dan hal ini pada hakikatnya termasuk sesuatu yang Alloh memberikan kelapangan kepada hamba-hamba-Nya adanya perselisihan di dalamnya. Yang saya maksud adalah permasalahan yang bukan termasuk ushul (pokok) yang dapat mengantarkan kepada pengkafiran bagi yang menyelisihinya. Maka masalah ini termasuk perkara yang Alloh memberikan keluasan di dalamnya bagi hamba-hamba-Nya dan adanya kesalahan di dalamnya dimaafkan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda :
    إذا حكم الحاكم فاجتهد فأصاب فله أجران وإن أخطأ فله أجر واحد
    “Apabila seorang hakim berijtihad lalu ia benar maka ia mendapatkan dua pahala, namun apabila ia tersalah maka mendapatkan satu pahala.”
    Seorang mujtahid, ia tidak akan keluar dari cakupan pahala selamanya, bisa jadi ia mendapatkan dua pahala apabila ia benar dan bisa jadi satu pahala apabila ia tersalah.
    Apabila anda tidak menginginkan ada orang selain anda yang menyelisihi anda, demikian pula dengan orang lain, ia juga tidak menginginkan ada orang lainnya yang menyelisihinya. Sebagaimana pula anda menghendaki supaya manusia mau menerima pendapat anda maka orang yang menyelisihi anda pun juga ingin supaya pendapat mereka diterima.
    Maka, tempat kembali ketika terjadi perbedaan pendapat, telah Alloh Azza wa Jalla terangkan di dalam firman-Nya :
    وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِن شَىْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبِّى عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ
    Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah. (yang mempunyai sifat-sifat demikian) Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah Aku bertawakkal dan kepada-Nyalah Aku kembali.” (QS asy-Syuuro : 10)
    Dan firman-Nya Azza wa Jalla :
    يَـأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ أَطِيعُواْ اللَّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِى الاَْمْرِ مِنْكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الاَْخِرِ ذلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
    Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS an-Nisaa` : 59)
    Wajib bagi setiap orang yang berselisih dan berbeda pendapat untuk kembali kepada dua pokok ini, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya Shallallahu ’alaihi wa Salam. Tidaklah halal bagi seorangpun untuk menentang Kalamullah Ta’ala dan ucapan Rasul-Nya Shallallahu ’alaihi wa Salam dengan ucapan seorang manusia, siapapun dia.
    Jika telah jelas bagi anda suatu kebenaran, maka wajib bagi anda melempar ucapan orang yang menyelisihi kebenaran itu ke balik tembok dan janganlah anda menoleh kepadanya walau setinggi apapun kedudukannya di dalam ilmu dan agama. Karena ucapan seseorang bisa saja salah sedangkan Kalamullah Ta’ala dan  ucapan Rasul-Nya Shallallahu ’alaihi wa Salam tidak mungkin salah.
    Sungguh aku benar-benar sangat sedih, ketika aku mendengar ada sekelompok orang yang dianggap sebagai orang yang tekun dan giat di dalam menuntut dan meraih ilmu, akan tetapi kami mendapatkan mereka dalam keadaan berpecah belah. Setiap orang dari mereka memiliki nama atau sifat tertentu. Hal ini pada realitanya merupakan suatu kekeliruan, karena agama Alloh Azza wa Jalla itu satu dan ummat Islam itu juga satu. Alloh Azza wa Jalla berfirman :
    وَإِنَّ هَـذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَحِدَةً وَأَنَاْ رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
    Sesungguhnya ummat kamu semua ini adalah ummat yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku.” (QS al-Mu’minun : 52)
    Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad Shallallahu ’alaihi wa Salam :
    إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمْ وَكَانُواْ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ فِى شَىْءٍ إِنَّمَآ أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ
    Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang Telah mereka perbuat.” (QS al-An’aam : 159)
    Alloh Azza wa Jalla berfirman :
    شَرَعَ لَكُم مِّنَ الِدِينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحاً وَالَّذِى أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُواْ الدِّينَ وَلاَ تَتَفَرَّقُواْ فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِى إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ
    Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).” (QS asy-Syuuro : 13)
    Apabila ini adalah arahan Alloh Azza wa Jalla kepada kita, maka wajib bagi kita menerima arahan ini dan wajib bagi kita bersatu di atas landasan pembahasan dan saling berdiskusi satu dengan lainnya di atas koridor ishlah (perbaikan) bukannya di atas koridor kritikan dan balas dendam.
    Karena sesungguhnya, setiap orang yang mendebat orang lain dengan maksud untuk memenangkan pendapatnya dan merendahkan pendapat selainnya, atau bermaksud hanya untuk mengkritisi tanpa ada keinginan untuk membenahi, maka mayoritas mereka akan keluar dengan hasil yang tidak diridhai Alloh dan Rasul-Nya. Maka wajib bagi kita di dalam masalah seperti ini menjadi umat yang satu.
    Saya tidaklah mengatakan tidak ada orang yang tidak bersalah. Setiap orang bisa salah dan bisa benar. Akan tetapi, yang saya bicarakan adalah cara di dalam membenahi kesalahan. Cara di dalam membenahi kesalahan itu bukan dengan cara saya berbicara di belakangnya atau saya mencelanya. Namun cara di dalam membenahi adalah dengan aku berkumpul dan berdiskusi dengannya, apabila tampak setelah ini orang tersebut bersikeras menentang dan tetap berpegang dengan kebatilannya, maka pada saat itulah saya memiliki alasan dan hak, bahkan saya wajib menjelaskan kesalahannya serta memperingatkan manusia dari kesalahannya. Dengan inilah masalah-masalah tersebut akan dapat dibenahi. Adapun berpecah belah dan berpartai-partai, tidak ada seorang pun yang senang dengan hal ini kecuali musuh Islam dan musuh kaum muslimin.
    والله أسأل أن يجمع قلوبنا على طاعته، وأن يجعلنا من المتحاكمين إلى الله ورسوله، وأن يخلص لنا النية ويبين لنا ما خفي علينا من شريعته إنه جواد كريم.
    Saya memohon kepada Alloh untuk mempersatukan hati kita di atas ketaatan kepada-Nya, menjadikan kita orang yang senantiasa berhukum kepada Alloh dan Rasul-Nya dan mengikhlaskan niat kita serta menerangkan kepada kita segala hal yang masih tersamar atas kita dari syariat-Nya, karena sesungguhnya Ia adalah Maha Pemurah lagi Maha Mulia.
    والحمد لله رب العالمين وصلى وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
    Segala puji hanyalah milik Alloh Rabb pemelihara alam semesta. Sholawat dan Salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau dan para sahabatnya sekalian

    0 komentar:

    Posting Komentar